JAYAPURA, HarianTerbaruPapua.com — Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Papua menggelar kegiatan Dialog Multikultural bagi Guru dan Penyuluh Agama ASN, Selasa (15/07/2025), bertempat di Ballroom Hotel Horison Kotaraja, Kota Jayapura. Kegiatan ini dibuka secara resmi oleh Kepala Kanwil Kemenag Papua, Klemens Taran, dan dihadiri puluhan peserta lintas agama dari berbagai wilayah di Papua.
Kegiatan ini merupakan bagian dari komitmen Kemenag Papua dalam memperkuat moderasi beragama dan membangun ruang dialog antarumat beragama, terutama melalui aktor-aktor strategis seperti guru dan penyuluh agama Aparatur Sipil Negara (ASN).
Dalam sambutannya, Kakanwil Klemens Taran menekankan bahwa Papua merupakan miniatur Indonesia dalam hal keberagaman suku, agama, dan budaya. Namun, keberagaman ini harus terus dirawat agar tidak menjadi pemicu konflik.
“Keragaman adalah anugerah. Tapi kalau tidak dikelola dengan bijak, bisa menjadi tantangan. Karena itu, dialog seperti ini bukan sekadar forum formal, tapi ruang strategis memperkuat nilai-nilai kerukunan,” ujar Klemens.
Klemens menyebut guru dan penyuluh agama ASN sebagai garda depan pembinaan umat, yang tidak hanya menyampaikan ajaran keagamaan, tetapi juga menanamkan nilai-nilai universal seperti kasih, toleransi, keadilan, dan empati.
Lebih lanjut, Klemens juga mengingatkan pentingnya netralitas ASN menjelang tahun politik.
“ASN Kemenag tidak boleh terlibat politik praktis. Jangan coba-coba bawa bendera politik ke ruang kelas atau forum penyuluhan. Kalau ketahuan, tidak ada kompromi,” tegasnya.
Ia menyebut ASN Kemenag memiliki peran strategis dalam tiga lingkup: sebagai aparatur negara, sebagai bagian dari keluarga, dan sebagai pembina umat. Menurutnya, ASN Kemenag harus bisa menjadi “setengah malaikat” dalam tutur kata dan tindakan.
“Ucapan dan tindakan ASN harus mencerminkan keteladanan, apalagi di masa sensitif seperti sekarang,” tambahnya.
Ketua Tim Organisasi dan Tata Laksana (Ortala) serta Kerukunan Umat Beragama (KUB) Kanwil Kemenag Papua, Elisabet Maru Toding Bunga, dalam laporan kepanitiaannya menyampaikan bahwa Kota Jayapura sebagai ibu kota provinsi menjadi potret keberagaman yang harmonis di Indonesia.
“Guru agama dan penyuluh agama ASN adalah ujung tombak dalam membina umat, menyampaikan nilai-nilai damai, dan menjunjung tinggi kebangsaan,” jelas Elisabet.
Ia menyebut kegiatan ini mengacu pada berbagai regulasi penting, di antaranya:
- UU No. 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara
- UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional
- Perpres No. 58 Tahun 2023 tentang Penguatan Moderasi Beragama
- Kep. KPA Kanwil Kemenag Papua No. 1215 Tahun 2025 tentang Penyelenggaraan Dialog Multikultural
Tujuan kegiatan ini mencakup peningkatan pemahaman guru dan penyuluh tentang multikulturalisme, penguatan pengetahuan mengenai moderasi beragama, serta pembentukan jejaring lintas sektor untuk memperkuat toleransi di lingkungan pendidikan dan sosial keagamaan.
Empat Narasumber, Satu Visi untuk Papua yang Rukun
Kegiatan ini menghadirkan empat narasumber utama, yakni:
- Kepala Pusat Kerukunan Umat Beragama Kemenag RI
Materi: Tantangan dan Strategi Membangun Kerukunan Umat Beragama di Era Digital dan Disrupsi Informasi - Kepala Kanwil Kemenag Papua
Materi: Merawat Kebinekaan, Menguatkan Moderasi dalam Peran Strategis Guru dan Penyuluh Agama - Rektor Universitas Cenderawasih
Materi: Pendidikan Multikultural dan Dialog Antarbudaya di Papua - Ketua Majelis Rakyat Papua (MRP)
Materi: Nilai-nilai Adat dan Budaya Papua dalam Memperkuat Harmoni Sosial Keagamaan
Peserta terdiri dari guru agama dan penyuluh ASN lintas agama, yakni Islam, Kristen, Katolik, Hindu, dan Buddha. Kegiatan dilaksanakan dengan metode presentasi, tanya jawab, dan diskusi interaktif. Biaya kegiatan bersumber dari DIPA Kanwil Kemenag Provinsi Papua Tahun Anggaran 2025.
Menutup kegiatan, Elisabet menyampaikan harapan agar dialog ini membawa dampak konkret dalam memperkuat persaudaraan lintas iman, meneguhkan komitmen kebangsaan, dan menciptakan ruang sosial yang inklusif.
“Semoga kegiatan ini menjadi bagian dari perjalanan besar kita menuju Indonesia yang rukun dan damai, khususnya di Tanah Papua,” pungkasnya.
(Redaksi – Harian Terbaru Papua)





























































































