JAYAPURA, HarianTerbaruPapua.com – Seratus hari pertama pemerintahan Bupati dan Wakil Bupati Mamberamo Raya menuai kritik tajam dari kalangan mahasiswa. Salah satu mahasiswa asal Mamberamo Raya, Hendrik Pitawa, menyebut bahwa masa kerja awal pasangan kepala daerah tersebut dinilai gagal memenuhi ekspektasi masyarakat.
Menurut Hendrik, belum terlihat dampak nyata dari program-program yang dijanjikan oleh pemerintah daerah. Ia menilai pelayanan publik tidak berjalan secara optimal dan merata, bahkan cenderung stagnan sejak awal masa jabatan.
“Kami mahasiswa asal Mamberamo Raya menilai bupati dan wakil bupati gagal dalam 100 hari kerja. Pelayanan publik tidak berjalan setara, aman, dan kondusif. Ini berdampak pada seluruh aspek roda pemerintahan,” ujar Hendrik dalam pernyataannya, Kamis (26/6/2025).
Lebih lanjut, ia mengungkapkan kekhawatiran atas ketidakhadiran Bupati di wilayah Mamberamo Raya. Meski sempat dikabarkan sakit dan menjalani pengobatan di luar daerah, menurut informasi yang dihimpun, Bupati saat ini telah kembali berada di Papua, namun belum aktif menjalankan pelayanan di wilayahnya dan masih berada di Kota Jayapura.
“Kami ingin pemimpin hadir di tengah masyarakat, bukan hanya dalam kampanye. Kami butuh perhatian nyata, terutama dari anak asli daerah, untuk memajukan negeri seribu misteri ini,” tambahnya.
Para mahasiswa menyerukan agar pemerintah daerah lebih serius menjalankan tugas pelayanan publik dan mempercepat realisasi program-program kerja yang menyentuh kebutuhan masyarakat. Mereka juga meminta transparansi dan akuntabilitas dalam pelaksanaan pembangunan ke depan.
“Kami percaya anak daerah punya tanggung jawab besar untuk membangun Mamberamo Raya. Jangan biarkan masyarakat terus menunggu janji tanpa kepastian,” tegas Hendrik, yang juga dikenal sebagai aktivis muda.
Kritik ini menjadi sinyal peringatan awal bagi pemerintah kabupaten untuk segera melakukan evaluasi kinerja dan meningkatkan kehadiran serta pelayanan nyata di lapangan. (Redaksi)