MADINAH, HarianTerbaruPapua.com – Petugas Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Arab Saudi melakukan pengecekan langsung terhadap kesiapan dapur katering yang akan melayani konsumsi jemaah haji Indonesia di Madinah, menjelang kedatangan Gelombang II.
Kunjungan ini dipimpin oleh Anggota Amirul Hajj, Arif Satria, bersama Staf Khusus Menteri Agama Bidang Hubungan dan Kerjasama Kelembagaan, Sutomo. Turut hadir dalam peninjauan tersebut, Kepala Biro Humas dan Komunikasi Publik Kementerian Agama, Ahmad Fauzin, serta Direktur Agama, Pendidikan, dan Kebudayaan Bappenas, Didik Darmanto.
Fase kedatangan jemaah haji Gelombang II di Madinah dijadwalkan mulai 18 Juni 2025. Para jemaah akan tinggal sekitar sembilan hari di kota Nabi sebelum kembali ke Tanah Air. Beberapa dapur yang ditinjau merupakan penyedia konsumsi pada Gelombang I dan akan kembali digunakan untuk melayani jemaah Gelombang II.
Arif Satria menilai fasilitas dan kapasitas produksi dapur katering sangat baik. Ia mengapresiasi kemampuan dapur dalam menyediakan hingga 15.000 porsi makanan per hari untuk jemaah haji.
“Kunjungan kami antara lain untuk memastikan bahwa kebutuhan makanan jemaah di Madinah terpenuhi dengan baik. Mulai dari kualitas, distribusi, hingga ketepatan pengantaran,” ujar Arif Satria, yang juga menjabat sebagai Ketua Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia (ICMI), Rabu (11/6/2025).
Ia menjelaskan bahwa sistem pengelolaan makanan sudah berjalan optimal, mulai dari penyimpanan bahan baku hingga kebersihan dan penataan peralatan dapur. Berdasarkan pantauan, layanan konsumsi bagi jemaah Gelombang I berjalan lancar tanpa kendala berarti. Arif optimistis layanan pada Gelombang II akan semakin baik.
“Terlebih ada jeda waktu cukup panjang setelah Gelombang I. Waktu ini telah dimanfaatkan untuk evaluasi dan peningkatan layanan,” katanya.
Dalam kesempatan tersebut, Arif Satria juga mengungkapkan peningkatan signifikan ekspor bumbu dari Indonesia ke Arab Saudi untuk keperluan katering haji. Tahun ini, Indonesia berhasil mengirimkan lebih dari 470 ton bumbu, naik drastis dibanding tahun 2024 yang hanya mencapai 70 ton, dan 16 ton pada 2023.
“Alhamdulillah, kita sudah bisa kirim bumbu dari Indonesia ke Arab Saudi. Tidak hanya bumbu, bahkan tempe juga. Ke depan, kita ingin tingkatkan ekspor bahan makanan lainnya seperti ikan, sayur, daging, dan beras,” jelas Arif.
Menurutnya, Indonesia perlu memiliki peta jalan (roadmap) untuk memperkuat ekosistem ekonomi haji, agar petani dan pelaku usaha dalam negeri dapat mengakses pasar Arab Saudi secara lebih luas, baik untuk kebutuhan haji maupun umrah.
“Salah satu tugas saya adalah memberikan masukan kepada Menteri Agama dan Badan Penyelenggara Haji agar potensi ekonomi ini bisa dimanfaatkan untuk kemakmuran petani Indonesia,” tegas Arif yang juga Rektor IPB University.
Ia menyoroti bahwa saat ini, sebagian besar bahan makanan seperti ikan, daging, sayur, dan beras untuk kebutuhan haji masih diimpor dari negara lain seperti Thailand, Vietnam, Mesir, dan Tiongkok. Harapannya, ke depan, produk Indonesia bisa lebih mendominasi pasar konsumsi jemaah haji di Arab Saudi. (Redaksi)