PUNCAK, HarianTerbaruPapua.com – Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Kabupaten (DPRK) Puncak dari jalur pengangkatan Otonomi Khusus (Otsus), Melince Magai, menggelar reses perdana tahap I di Kampung Kibologome, Distrik Ilaga, pada Jumat (16/5/2025). Kegiatan yang berlangsung di Lapangan Pancuran itu bertujuan untuk menyerap langsung aspirasi masyarakat.
Melince Magai, yang duduk sebagai wakil rakyat dari Daerah Pemilihan I melalui kursi perempuan, turut didampingi Kepala Distrik Ilaga, Jonatan Kogoya. Dalam kesempatan tersebut, ia juga membagikan bantuan sembako kepada warga setempat yang tengah menghadapi kesulitan pangan.
Sebanyak 60 paket sembako dibagikan kepada keluarga penerima. Paket tersebut berisi beras 5 kg, mi instan 10 bungkus, gula 1 kg, kopi, teh, minyak goreng 2 liter, garam, dan penyedap rasa.
“Kami senang, walaupun ibu ini dari jalur khusus, namun ibu dewan ini bisa perhatikan kami, bawa sembako. Kebetulan saat ini kami sedang kelaparan, sehingga bantuan ini sangat membantu kami sekeluarga,” ungkap salah satu warga, Periana Hagabal.
Dalam dialog bersama warga, berbagai aspirasi pun disampaikan. Salah satunya terkait ketersediaan air bersih, mengingat selama ini masyarakat hanya mengandalkan air hujan atau sumber mata air dari pegunungan.
Tokoh masyarakat Kampung Kibologome, Jeri Tugubal, juga menyampaikan permintaan agar Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro (PLTMH) di Kali Ilame dapat diaktifkan kembali. Menurutnya, tanpa listrik, warga kesulitan untuk penerangan, mengisi daya ponsel, dan anak-anak tidak bisa belajar dengan nyaman.

Selain itu, warga juga meminta pembangunan rumah layak huni, terutama bagi keluarga yang kehilangan rumah akibat kebakaran beberapa waktu lalu. Mereka berharap tidak perlu lagi tinggal di honai atau menumpang pada kerabat.
Warga turut mengusulkan pengecoran halaman Gereja Kingmi Betlehem Kago agar tidak becek saat hujan, serta pembangunan fasilitas MCK (mandi, cuci, kakus) di pemukiman warga.
Menanggapi berbagai masukan tersebut, Melince Magai menyatakan akan mengawal seluruh aspirasi yang diterimanya agar dapat ditindaklanjuti oleh pemerintah daerah.
“Kampung ini ada di tengah kota kabupaten, jadi tidak banyak yang mereka minta. Hanya penerangan lampu, air bersih, dan pembangunan MCK. Selama ini warga tinggal di honai yang belum dilengkapi kamar mandi,” jelasnya.
Ia juga menambahkan bahwa warga meminta pembangunan gereja yang masih dalam tahap konstruksi dan perbaikan halaman gereja. “Sebagai anggota dewan, saya siap mengawal aspirasi ini agar menjadi perhatian pemerintah dalam program-program ke depan,” tegasnya. (Redaksi)