JAYAPURA, HarianTerbaruPapua.com — Menjelang pelaksanaan Pemungutan Suara Ulang (PSU) di Provinsi Papua yang dijadwalkan pada 6 Agustus 2025, Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama (Kanwil Kemenag) Provinsi Papua, Pdt. Klemens Taran, mengimbau agar rumah-rumah ibadah dijaga dari aktivitas politik praktis.
Dalam keterangannya, Pdt. Klemens menegaskan bahwa rumah ibadah seharusnya tetap menjadi ruang suci untuk kegiatan keagamaan dan tidak dimanfaatkan untuk kampanye atau kegiatan politik.
“Rumah ibadah harus steril dari politik praktis. Tempat ibadah adalah tempat umat bertemu dengan Tuhan, bukan untuk kampanye atau kepentingan politik,” ujarnya, Kamis (19/6/2025)
Lebih lanjut, ia juga mengimbau seluruh umat beragama yang adalah warga negara untuk menggunakan hak pilihnya pada PSU mendatang. Ia menekankan pentingnya partisipasi aktif dalam demokrasi, seraya mengingatkan bahwa setiap suara memiliki dampak besar terhadap arah pembangunan di Papua.
“Jangan golput. Gunakan hak suara sebagai bagian dari tanggung jawab kita sebagai warga negara. Satu suara menentukan arah pembangunan,” tambahnya.
Pdt. Klemens juga mengajak masyarakat untuk menjauhkan politik identitas dalam proses pemilu, serta menghindari kampanye yang mengadu domba atas dasar perbedaan agama.
“Dua kandidat yang maju adalah putra-putra terbaik Papua. Mari kita hindari kampanye berbasis identitas agama. Siapa pun yang terpilih, itu adalah kehendak Tuhan melalui suara rakyat,” tegasnya.
Tak hanya kepada pemilih, Pdt. Klemens juga menegaskan pesan kepada tim sukses masing-masing kandidat untuk menghindari praktik-praktik politik kotor seperti “serangan fajar” atau politik uang.
“Hindari praktik tidak sehat yang bisa merusak moral demokrasi. Dampaknya akan jangka panjang, bahkan bisa membebani kepemimpinan ke depan,” katanya.
Ia mendorong agar kompetisi politik berlangsung secara sehat dengan menawarkan program-program nyata yang menjawab kebutuhan masyarakat Papua saat ini, seperti kesejahteraan, pendidikan, kesehatan, dan lapangan kerja.
“Bertarunglah secara sehat dengan program-program yang solutif. Masyarakat Papua saat ini menanti pemimpin yang menjawab pergumulan nyata mereka,” pungkasnya.
Imbauan ini merupakan bagian dari komitmen Kementerian Agama dalam menjaga suasana damai dan demokratis selama proses pemilihan berlangsung di Bumi Cenderawasih. (dm)