SENTANI, HarianTerbaruPapua.com – Kabupaten Jayapura mencatat peningkatan kasus HIV/AIDS yang signifikan setelah penutupan lokalisasi Tanjung Elmo Sentani pada tahun 2015. Lokalisasi yang dulunya menampung ratusan pekerja seks komersial (PSK) ini ditutup oleh Menteri Sosial dan Menteri Pemberdayaan Perempuan saat Mathius Awoitauw menjabat sebagai Bupati Jayapura.
Asisten I Bidang Pemerintahan Sekretariat Daerah Kabupaten Jayapura, Elvina Situmorang, mengungkapkan bahwa penutupan lokalisasi Tanjung Elmo berdampak pada peningkatan kasus HIV/AIDS. “Kasus HIV/AIDS di Kabupaten Jayapura semakin tinggi setelah penutupan lokalisasi. Saya mendengar laporan dan curhatan warga bahwa prostitusi sekarang berada di rumah-rumah,” ujarnya.
Elvina menjelaskan bahwa peningkatan kasus ini perlu diwaspadai bersama, terutama untuk melindungi generasi muda. Data kesehatan menunjukkan bahwa angka kasus HIV/AIDS terus meningkat setiap tahun. Oleh karena itu, penelitian atau kajian khusus diperlukan untuk mengidentifikasi penyebab pasti dari kenaikan kasus ini.
Sekretaris Dinas Kesehatan Kabupaten Jayapura, Edward Sihotang, menyebutkan bahwa jumlah kasus HIV/AIDS pada tahun 2024 mencapai 600 lebih kasus, meningkat dari 594 kasus pada tahun 2023. Ia menekankan bahwa penanganan kasus HIV/AIDS membutuhkan perhatian dari semua pihak.
Penyebab Peningkatan Kasus HIV/AIDS
Peningkatan kasus HIV/AIDS di Sentani setelah penutupan lokalisasi Tanjung Elmo diduga disebabkan oleh beberapa faktor:
* Perpindahan PSK: Setelah penutupan lokalisasi, sebagian PSK diduga berpindah ke rumah-rumah atau tempat lain yang tidak terpantau. Hal ini menyebabkan penyebaran HIV/AIDS menjadi lebih sulit dikendalikan.
* Kurangnya Pengawasan: Kurangnya pengawasan setelah penutupan lokalisasi membuat aktivitas prostitusi terselubung sulit terdeteksi, sehingga penyebaran HIV/AIDS semakin meningkat.
* Perubahan Perilaku Seksual: Perubahan perilaku seksual masyarakat, terutama di kalangan anak muda, juga dapat menjadi faktor penyebab peningkatan kasus HIV/AIDS.
* Kurangnya Informasi dan Edukasi: Kurangnya informasi dan edukasi mengenai HIV/AIDS dapat meningkatkan risiko penularan penyakit ini.
Upaya Penanggulangan HIV/AIDS
Pemerintah Kabupaten Jayapura dan Dinas Kesehatan terus berupaya untuk menanggulangi penyebaran HIV/AIDS melalui berbagai cara, antara lain:
* Peningkatan Pengawasan: Meningkatkan pengawasan terhadap aktivitas prostitusi terselubung.
* Penyuluhan dan Edukasi: Memberikan penyuluhan dan edukasi tentang HIV/AIDS kepada masyarakat, terutama anak muda.
* Peningkatan Layanan Kesehatan: Meningkatkan kualitas layanan kesehatan dan fasilitas tes HIV/AIDS.
* Kerjasama dengan Stakeholder: Bekerjasama dengan berbagai pihak terkait, seperti LSM dan organisasi masyarakat, untuk menanggulangi HIV/AIDS.
Pentingnya Peran Serta Masyarakat
Penanggulangan HIV/AIDS membutuhkan peran serta aktif dari seluruh masyarakat. Masyarakat diharapkan untuk lebih peduli dan proaktif dalam mencegah penyebaran HIV/AIDS, antara lain dengan:
* Menghindari Perilaku Berisiko: Menghindari perilaku seksual yang berisiko, seperti berganti-ganti pasangan dan tidak menggunakan kondom.
* Melakukan Tes HIV/AIDS: Melakukan tes HIV/AIDS secara sukarela untuk mengetahui status kesehatan.
* Mendukung ODHA: Memberikan dukungan kepada orang dengan HIV/AIDS (ODHA) agar tidak merasa dikucilkan.
Dengan upaya bersama, diharapkan kasus HIV/AIDS di Kabupaten Jayapura dapat menurun dan masyarakat dapat hidup lebih sehat. (Redaksi)