BOVEN DIGOEL, HarianTerbaruPapua.com – Polres Boven Digoel menggelar konferensi pers pada Senin (30/6/2025) untuk memberikan keterangan resmi terkait dugaan keracunan makanan massal yang terjadi di Kampung Mawan, Distrik Mandobo, pada Sabtu malam (29/6/2025). Insiden ini menyebabkan 184 warga harus mendapatkan perawatan medis di RSUD Boven Digoel, dengan 20 orang di antaranya harus menjalani rawat inap.
Kapolres Boven Digoel, AKBP Wisnu Perdana Putra, menyatakan bahwa laporan pertama diterima sekitar pukul 19.00 WIT. Warga yang mengikuti kegiatan bersama di kampung tersebut mengalami gejala seperti mual, pusing, dan buang air besar (BAB) cair setelah mengonsumsi makanan.
“Kami langsung bergerak cepat setelah menerima laporan. Total ada 184 orang yang dirawat di RSUD, dan saat ini kondisi mereka sebagian besar telah membaik,” ujar Kapolres.
Direktur RSUD Boven Digoel, dr. Novita Tandi, membenarkan bahwa mayoritas pasien menunjukkan gejala klinis seperti muntah, pusing, dan diare. Ia menambahkan bahwa sebagian besar pasien telah diperbolehkan pulang, sementara sisanya masih menjalani observasi.
“Penanganan dilakukan secara cepat, dan tim medis memastikan pasien mendapatkan cairan dan perawatan yang dibutuhkan. Tidak ada korban jiwa dalam insiden ini,” jelas dr. Novita.
Penyelidikan atas penyebab insiden masih berlangsung. Kasat Reskrim Polres Boven Digoel, AKP Rachmad Ridho Satrio, mengatakan bahwa sejumlah barang bukti berupa bahan makanan yang digunakan dalam kegiatan tersebut telah diamankan untuk diuji di laboratorium.
“Kami sedang melakukan pendalaman terhadap bahan makanan dan pengolahannya. Dugaan awal mengarah pada keracunan makanan, namun kami perlu menunggu hasil pemeriksaan laboratorium untuk memastikan penyebab pastinya,” katanya.
Menanggapi kejadian ini, Sekretaris Daerah Kabupaten Boven Digoel, Pilemon Tabuni, menghimbau masyarakat agar lebih berhati-hati saat menggelar kegiatan besar, terutama yang melibatkan konsumsi makanan bersama.
“Pemerintah daerah akan meningkatkan pengawasan dan menertibkan pedagang yang menjual bahan makanan atau sembako yang sudah melewati batas kedaluwarsa. Keselamatan masyarakat menjadi prioritas utama,” tegasnya.
Senada dengan itu, Komandan Kodim 1711/BVD Letkol Andry Cristian memastikan bahwa kejadian ini tidak mengandung unsur kesengajaan. Ia menyampaikan bahwa panitia pelaksana telah bekerja sama secara terbuka dan tidak ditemukan indikasi niat jahat dalam kejadian tersebut.
“Kami turut membantu penanganan medis dan menjaga keamanan di wilayah. Ini adalah bentuk tanggung jawab bersama agar masyarakat tetap tenang dan tidak terprovokasi oleh isu-isu yang tidak benar,” tutur Letkol Andry.
Pihak kepolisian bersama pemerintah daerah akan terus melakukan investigasi dan pengawasan guna mencegah terulangnya kejadian serupa. Masyarakat juga diimbau untuk lebih teliti dalam memilih makanan dan memperhatikan kebersihan serta masa kedaluwarsa produk yang dikonsumsi. (Redaksi)