JAYAPURA, HarianTerbaruPapua.com — Kantor Perwakilan Bank Indonesia (KPwBI) Provinsi Papua memberikan dukungan penuh terhadap penandatanganan Perjanjian Kerja Sama (PKS) antara Bank Rakyat Indonesia (BRI) dan Sinode Gereja Kristen Injili (GKI) di Tanah Papua. Kerja sama ini bertujuan untuk menyediakan layanan perbankan dalam penerimaan pembayaran setoran jemaat menggunakan QRIS (Quick Response Code Indonesian Standard) di lingkungan GKI di Tanah Papua. Penandatanganan PKS tersebut berlangsung, Rabu (04/6/20250, di kantor KPwBI Papua.
Acara penandatanganan dihadiri oleh Pram Purnama Alam, Regional CEO BRI Kanwil Papua, Pdt. Andrikus Mofu, Ketua Harian Sinode GKI Tanah Papua dan disaksikan oleh Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Papua, Faturachman. Kolaborasi ini diharapkan dapat memperkuat pemanfaatan QRIS di rumah ibadah, mendukung transparansi, serta mendorong kemandirian keuangan gereja.
Bank Indonesia telah memperkenalkan QRIS sejak 2019 sebagai sistem pembayaran digital yang inklusif. Hingga pertengahan 2025, tercatat 14,7 juta transaksi QRIS di Papua, melibatkan 245.857 merchant dan 215.019 pengguna aktif, dengan nilai transaksi mencapai Rp1,57 triliun. Angka ini mencerminkan pertumbuhan signifikan dalam adopsi pembayaran digital di wilayah tersebut.
Penandatanganan PKS ini merupakan tindak lanjut dari koordinasi dan Sidang Pleno pimpinan wilayah Sinode, serta menjadi langkah penting dalam memperluas penggunaan QRIS dan mendukung digitalisasi persembahan yang transparan dan akuntabel di lebih dari 2.000 gereja di bawah 70 klasis GKI se-Tanah Papua.
Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Papua, Faturachman berkomitmen untuk terus memfasilitasi aktivasi QRIS di rumah ibadah dan memberikan edukasi kepada jemaat guna meningkatkan akseptasi QRIS sebagai metode transaksi yang cepat, murah, aman, dan andal.
“Bank Indonesia meyakini bahwa digitalisasi bukan sekadar modernisasi, tetapi juga bagian dari inklusi keuangan digital,” ujarnya.
“Diharapkan umat Kristiani di Papua dapat menjadi pelopor perubahan dengan membangun gereja yang terbuka terhadap teknologi demi kesejahteraan bersama,” tambahnya.
Sinergi antara lembaga keuangan dan institusi keagamaan ini menjadi inspirasi bahwa transformasi digital dapat dimulai dari altar pelayanan umat, memperkuat ekosistem keuangan digital yang inklusif dan berkelanjutan di Tanah Papua. (Redaksi)