JAYAPURA, HarianTerbaruPapua.com – Dalam upaya memperkuat ekosistem halal di Papua, Bank Indonesia (BI) Perwakilan Provinsi Papua menyelenggarakan Pelatihan Juru Sembelih Halal (Juleha) bekerja sama dengan Satgas Halal Provinsi Papua, Dinas Perkebunan dan Peternakan Provinsi Papua, serta Lembaga Sertifikasi Profesi (LSP) Halal Indonesia. Kegiatan ini berlangsung selama tiga hari, 21–23 Mei 2025, di lingkungan BI Papua, dan diikuti oleh 20 peserta dari Kota Jayapura, Kabupaten Jayapura, Keerom, dan Merauke.
Sekretaris Satuan Tugas Jaminan Produk Halal (JPH) Provinsi Papua sekaligus Pembimbing Zakat Wakaf (Zawa) Kanwil Kemenag Papua, Rita Wahyuningsih, turut hadir dan memberikan pendampingan langsung kepada para peserta. Ia menyampaikan apresiasi atas terselenggaranya kegiatan ini dan menyebutnya sebagai langkah awal dalam memperluas cakupan sertifikasi halal di Papua, khususnya dalam sektor pemotongan unggas dan hewan ruminansia seperti sapi dan kambing.
“Harapan saya, pelatihan ini dapat memperkuat implementasi sertifikasi halal di Papua. Dengan begitu, pelaku usaha pemotongan ayam dan sapi bisa berkembang lebih besar dan mampu menembus pasar ritel,” ujar Rita, Kamis (22/5/2025).
Ia juga menekankan pentingnya kepemilikan sertifikat halal dalam meningkatkan kepercayaan konsumen terhadap produk dan pelaku usaha.
Sementara itu, Manager Fungsi Pengembangan UMKM, Keuangan Inklusif, dan Ekonomi Syariah BI Papua, Ardhiansyah B., menuturkan bahwa kegiatan ini merupakan bagian dari strategi penguatan halal value chain di Papua.
“Rantai nilai halal perlu dibangun dari hulu hingga hilir agar produk yang beredar di masyarakat benar-benar terjamin kehalalannya,” jelasnya. Ia menambahkan, kehadiran juru sembelih halal akan memudahkan pelaku UMKM memperoleh sertifikasi halal bagi produk turunannya.
Asesor dari LSP Halal Indonesia, Widodo Wahyudi, juga menegaskan peran vital juru sembelih dalam menjamin kehalalan produk.
“Yang menentukan halal tidaknya suatu produk sembelihan adalah juru sembelihnya. Jika mereka lulus sertifikasi, maka kehalalannya diakui secara nasional bahkan internasional, seperti di Jepang, Australia, dan Kanada,” ujarnya.
Salah satu peserta pelatihan, Farid, jagal asal Merauke, mengaku sangat terbantu dengan pelatihan ini. Ia berharap kegiatan serupa bisa digelar di daerahnya agar semakin banyak jagal lokal yang memiliki sertifikat halal.
“Banyak ilmu yang kami dapatkan dan akan kami terapkan di Merauke. Harapan kami, pelatihan seperti ini juga diadakan di sana agar para jagal bisa lebih resmi dan diakui,” tuturnya.
Dengan terselenggaranya pelatihan ini, diharapkan Papua dapat semakin memperkuat posisinya dalam rantai nilai produk halal nasional dan global. (Redaksi)